Fire hydrant merupakan salah satu komponen vital dalam sistem proteksi kebakaran di gedung maupun area publik. Karena itu, perawatan fire hydrant secara berkala sangat penting dilakukan agar alat ini tetap berfungsi optimal ketika keadaan darurat terjadi.
Bayangkan jika saat kebakaran, sistem hydrant tidak bekerja dengan baik hanya karena jarang dicek atau dirawat. Hal tersebut tentu bisa berakibat fatal. Jadi, jangan tunggu sampai terlambat! Mari kenali cara perawatan yang tepat agar fire hydrant selalu siap digunakan kapan saja.
Pentingnya Melakukan Perawatan Fire Hydrant Secara Rutin
Sebagian orang mungkin sering melihat kotak merah besar bertuliskan hydrant di area gedung, mall, atau pabrik. Namun, tak banyak yang tahu betapa pentingnya sistem ini. Fire hydrant berfungsi sebagai sumber air bertekanan tinggi yang dapat digunakan untuk memadamkan api dengan cepat sebelum menyebar ke area lain.
Dalam satu sistem hydrant, terdapat beberapa komponen utama seperti tangki air, pompa hydrant, pipa distribusi, valve, serta selang dan nozzle. Setiap komponen tersebut memiliki peran penting dan saling terhubung. Jika salah satu di antaranya bermasalah, maka kinerja seluruh sistem bisa terganggu. Itulah sebabnya, perawatan fire hydrant tidak boleh diabaikan agar seluruh bagian tetap berfungsi optimal.
Standar Perawatan Fire Hydrant Berdasarkan SNI dan NFPA
Untuk memastikan sistem hydrant bekerja sesuai fungsinya, perawatan harus mengikuti standar nasional maupun internasional. Di Indonesia, pedoman ini diatur dalam SNI 03-3989-2000, sementara secara global, acuan utamanya adalah NFPA 25 yang diterbitkan oleh National Fire Protection Association.
- SNI 03-3989-2000 menegaskan bahwa seluruh instalasi proteksi kebakaran, termasuk hydrant, harus melalui proses pemeriksaan, pengujian, dan pemeliharaan rutin. Tujuannya agar sistem tetap memenuhi standar keselamatan bangunan.
- NFPA 25 sendiri memberikan panduan rinci tentang frekuensi pemeriksaan, pengujian tekanan air, serta inspeksi visual yang wajib dilakukan setiap tahun atau dalam jangka waktu tertentu.
Dengan mengikuti dua standar tersebut, sistem hydrant akan selalu dalam kondisi prima, siap digunakan kapanpun diperlukan, serta mengurangi risiko kerugian akibat kebakaran.
7 Langkah Perawatan Fire Hydrant Sesuai Standar NFPA
Berikut adalah langkah-langkah perawatan fire hydrant sesuai pedoman NFPA 25 agar sistem selalu dalam kondisi optimal dan siap menghadapi situasi darurat.
1. Pemeriksaan Visual Secara Rutin
Langkah pertama adalah inspeksi visual yang dilakukan minimal setahun sekali. Tujuannya untuk memastikan tidak ada kerusakan fisik, karat, atau hambatan yang menghalangi akses ke hydrant. Petugas harus memeriksa kondisi cat, tutup hydrant, hingga area sekitarnya agar tetap bersih dan mudah dijangkau saat darurat. Inspeksi visual sederhana ini sering kali menjadi langkah krusial untuk mencegah masalah besar di kemudian hari.
2. Pelumasan Komponen yang Bergerak
Setelah pemeriksaan visual, lanjutkan dengan pelumasan pada bagian yang bergerak seperti valve, baut, dan tuas. Pelumasan tahunan penting agar komponen tidak berkarat dan tetap dapat beroperasi dengan lancar. Tanpa perawatan ini, bagian logam bisa macet dan menyulitkan proses penyaluran air saat kondisi darurat.
3. Uji Tekanan dan Aliran Air
Salah satu tahap paling penting dalam perawatan fire hydrant adalah pengujian aliran air (flow test). Pengujian ini dilakukan setiap lima tahun sekali untuk memastikan tekanan air masih sesuai standar dan tidak ada hambatan pada sistem pipa. Selama uji aliran, valve harus dibuka sepenuhnya agar air dapat keluar maksimal. Jika tekanan air menurun, kemungkinan terdapat kebocoran atau penyumbatan yang perlu segera diperbaiki.
4. Pengujian Kebocoran Instalasi
Setelah uji aliran selesai, lakukan simulasi pengaliran air ke seluruh jaringan hydrant. Langkah ini bertujuan untuk mendeteksi potensi kebocoran pada pipa, selang, maupun sambungan. Apabila ditemukan kebocoran, segera lakukan perbaikan atau penggantian komponen. Tes ini juga membantu memastikan bahwa kapasitas air dan tekanan di setiap titik hydrant tetap stabil saat digunakan.
5. Flushing atau Pembersihan Sistem
Tahap berikutnya adalah flushing system, yaitu proses mengalirkan air bersih untuk membersihkan sisa lumpur, endapan, atau karat di dalam jaringan pipa. Flushing penting dilakukan agar tidak ada penyumbatan yang bisa mengganggu aliran air saat hydrant digunakan.
6. Penggantian Komponen yang Aus atau Rusak
Setiap komponen dalam sistem hydrant memiliki masa pakai tertentu. Oleh karena itu, lakukan pengecekan rutin pada bagian seperti gasket, O-ring, dan valve. Jika ditemukan kerusakan atau keausan, segera ganti dengan komponen baru agar sistem tetap kedap air dan bekerja maksimal.
7. Dokumentasi dan Pelaporan Hasil Perawatan
Langkah terakhir yang sering diabaikan adalah mencatat seluruh proses perawatan dan hasil pengujian. Dokumentasi yang baik membantu tim teknis melakukan pemantauan kondisi hydrant dari waktu ke waktu. Selain itu, catatan ini juga menjadi bukti kepatuhan terhadap standar keselamatan yang berlaku.
Rawat Hydrant Anda Sebelum Terlambat
Perawatan fire hydrant bukan sekadar formalitas, tetapi langkah nyata dalam menjaga keselamatan bangunan dan penghuninya. Dengan mengikuti standar SNI dan NFPA serta melakukan perawatan secara rutin, Anda dapat memastikan sistem hydrant selalu siap digunakan kapan pun terjadi kebakaran.
Jadi, jangan tunggu sampai alat vital ini gagal berfungsi saat dibutuhkan. Jadwalkan perawatan fire hydrant secara berkala bersama teknisi profesional agar keamanan dan keselamatan di lingkungan kerja maupun tempat tinggal selalu terjamin.
Kunjungi website Reedfox untuk mendapatkan layanan inspeksi, instalasi, dan perawatan fire hydrant yang sesuai standar keselamatan nasional maupun internasional. Bersama Reedfox, keamanan bangunan Anda akan selalu terlindungi dari risiko kebakaran dengan solusi yang cepat, tepat, dan terpercaya.
Hubungi Kami: +62 813-1111-0220
Website: reedfox.id












