Mampu mengenali kelas api dan membedakan kelas kebakaran, sama hal dengan bidang kedokteran. Jika Anda sakit gigi, maka datanglah ke dokter gigi. Bukan datang ke dokter hati, apalagi ke dokter cinta.
Halo, saya Fadhlan Hamid, tim ReedFOX yang akan membantu Anda untuk mengidentifikasi dan mengenali kelas kebakaran (Fire Class) mengacu pada ISO (International Standard Organization) dan NFPA (National Fire Protection Association).
Apapun kelas kebakarannya, sebesar dan sekecil apapun skala kebakarannya, tentu saja berpotensi membahayakan keselamatan nyawa manusia. Selain mengancam nyawa, kebakaran juga berpotensi untuk menghentikan operasional bisnis Anda. Bisa jadi sementara, atau bahkan selamanya. Semua tergantung dari seberapa parah bisnis Anda terpapar efek buruk dampak kebakaran.
Oleh karenanya, penting bagi Anda untuk mengidentifikasi dan mengenali perbedaan berbagai jenis-jenis kebakaran, dengan cara mengamati bahan baku apa yang menjadi sumber penyalaannya.
Pengertian Kelas Kebakaran
Kelas Kebakaran adalah pengelompokan jenis kebakaran yang diklasifikasikan berdasarkan jenis material yang menjadi sumber penyalaan utama kebakaran.
Aturan Standar & Regulasi
Pengelompokan atau klasifikasi kelas api akan dibedakan oleh huruf-huruf alfabet, mulai dari huruf A, B, C, D, F, dan K. Namun terkait dengan penggunaan abjad huruf, nantinya akan ada perbedaan huruf abjad yang digunakan oleh standar ISO dan NFPA.
Standar dan regulasi Eropa cenderung mengikuti acuan dari British Standard (BS-EN) dari Inggris/United Kingdom (UK). Sedangkan Barat cenderung mengacu pada National Fire Protection Association (NFPA) dari Amerika/US (United State). Dan sebagai penyeragaman dari kedua standar dan regulasi tersebut, organisasi standar dunia menciptakan satu standar universal yang bernama International Standard Organisazation (ISO).
Adapun alasan penyebab adanya perbedaan pada klasifikasi kelas kebakaran, saya pribadi menyebutnya sebagai gengsi antar negara Barat dan Eropa. Contohnya Inggris dan Amerika. Eropa banyak menggunakan acuan standar dan regulasi dari UK, sementara Barat tetap menggunakan standar dan regulasi dari Amerika. Bahkan dalam kehidupan sehari-hari, kita kerap menemukan dan merasakan adanya perbedaan tersebut.

Contoh perbedaan dari satuan ukur suhu: Celcius, Fahrenheit, Kelvin, dan Reamur. Terlepas dari zat kimia yang digunakan sebagai media pengukurnya. Indonesia dan sebagian besar negara di dunia, cenderung menggunakan satuan ukur Celcius, ketimbang Fahrenheit, Kelvin, dan Reamur. Sementara Amerika masih tetap menggunakan satuan ukur Fahrenheit.
Kemudian contoh perbedaan dari satuan ukur jarak, kita cenderung menggunakan centimeter, meter, dan kilometer. Sementara Barat tetap menggunakan inchi, feet, dan miles.
Kelas Kebakaran versi ISO
Menurut ISO, klasifikasi kebakaran terbagi menjadi 6 kelompok kelas kebakaran, yaitu Kelas A, B, C, D, F, dan Kelas Elektrikal.

Klasifikasi Material Sumber Penyalaan (Fuel) versi ISO
Kelas Api A: Material padat yang mudah terbakar, seperti: Kayu, kain, kertas, karet, dll.
Kelas Api B: Bahan kimia cair mudah terbakar, seperti: Bensin, spiritus, ethanol, dll.
Kelas Api C: Gas mudah terbakar, seperti: Propana, butana, metana, dll.
Kelas Api D: Logam mudah terbakar, seperti: Magnesium, titanium, zirconium, sodium, lithium, potassium, aluminium, dll.
Kelas Api F: Minyak goreng dan lemak, seperti: Minyak zaitun, minyak jagung, lemak hewani, mentega, dll.
Kelas Api Electrical: Kebakaran peralatan elektronik yang bermuatan listrik, seperti: Komputer, server, mesin fotokopi, panel listrik, kubikel PLN, dll. (Kelas Elektrikal tidak menggunakan simbol huruf E, melainkan dengan ikon petir)
Catatan untuk Kelas Elektrikal
Menurut British Standard (BS) dan ISO, kebakaran elektrikal tidak termasuk dan tidak memiliki kelas tersendiri. Karena Kelas Elektrikal bisa saja masuk ke dalam klasifikasi kelas manapun.
Adapun alasan mengapa Kelas Elektrikal bisa saja masuk ke dalam kelas manapun, dikarenakan aliran listriknya bukanlah material yang menjadi sumber penyalaannya. Melainkan material yang ada di sekitar listrik tersebut yang menjadi sumber penyalaannya.
Contoh bahan material yang menjadi sumber penyalaan di sekitar listrik misalnya seperti insulasi karet pembungkus kabel. Material yang terbakar dan menghasilkan api bukanlah aliran listriknya, melainkan karet yang menjadi kulit kabel tersebut. Yang mana aliran listrik berperan sebagai energi penyalur dan penghasil panas yang mampu membakar karet kulit kabel tersebut.

Contoh kebakaran elektrikal yang melibatkan suplai arus listrik.
Maka dari itu, langkah pertama yang perlu kita lakukan pada saat akan memadamkan kebakaran akibat aliran listrik, yaitu dengan cara memutus peralatan tersebut dari sumber arus listrik. Dengan cara mencabut colokannya, atau bisa langsung memutus melalui perangkat KWH Meter.
Namun yang harus Anda ingat ialah, bahwa ada beberapa peralatan elektronik tertentu yang masih tetap menyimpan muatan arus listrik sesaat setelah Anda matikan. Bahkan ada pula peralatan listrik yang tetap menyimpan cadangan arus listrik, sekalipun telah Anda matikan dalam waktu yang lama. Contohnya peralatan yang terhubung dengan UPS atau kapasitor bank.
Itulah alasan mengapa kelas kebakaran Electical pada standar ISO tidak mengklasifikasinya ke dalam bentuk huruf, melainkan dengan simbol petir (busur api).
Kelas Kebakaran versi NFPA
Sedangkan jenis kebakaran menurut NFPA terbagi menjadi 5 kelompok kelas, yaitu Kelas A, B, C, D, dan Kelas K.

Kelas Api A: Bahan baku sumber penyalaannya sama seperti kelas A versi ISO.
Kelas Api B: Jika pada Kelas B versi ISO klasifikasi materialnya spesifik hanya untuk bahan kimia cair mudah terbakar, maka pada versi NFPA berlaku untuk kebakaran semua jenis bahan kimia. Baik kimia cair mudah terbakar maupun gas mudah terbakar, seperti: Flammable/combustible liquids, petroleum greases, tars, oils, oil-based paints, solvents, lacquers, alcohols, dan flammable gases.
Kelas Api C: Jika pada Kelas B versi ISO berlaku untuk gas mudah terbakar, maka pada Kelas C versi NFPA klasifikasinya spesifik untuk kebakaran peralatan elektronik atau beraliran arus listrik.
Kelas Api D: Sama seperti kelas D versi ISO.
Kelas Api K: Sama persis seperti kelas F versi ISO. Namun pada kelas api versi NFPA simbolnya menggunakan huruf K, yang berarti Kitchen.
Baca juga: Cara menghitung kebutuhan gas FM-200 berdasarkan Kelas Kebakaran.
Perbedaan Klasifikasi Kelas Api versi NFPA vs ISO
Cara termudah untuk mengklasifikasikan kelas api adalah dengan cara mengategorikan material yang terbakar.

Kesimpulan
Setelah Anda mampu mengenali dan mengidentifikasi masing-masing jenis kebakaran, selanjutnya Anda bisa menentukan jenis bahan pemadam api yang paling efektif untuk memadamkan kebakaran sesuai dengan kelasnya.
Baca juga: Jenis-jenis Bahan Pemadam Api Sesuai Klasifikasi Kelas Kebakaran.
Jika material berupa kayu yang menjadi sumber penyalaan suatu kebakaran, maka kebakaran tersebut masuk dalam kategori kebakaran kelas A. Dan apabila yang terbakar tangki bensin, maka kebakaran tersebut termasuk kelompok kebakaran kelas B.
Namun jika terjadi kebakaran yang diakibatkan oleh karena adanya kebocoran gas, maka masuk dalam klasifikasi manakah kebakaran tersebut? Jawaban: Kebakaran Kelas B untuk versi NFPA, dan Kebakaran Kelas C dalam versi ISO.
Demikian pembahasan mengenai Kelas Kebakaran versi ISO dan NFPA. Jika ada saran, koreksi, atau informasi yang ingin Anda tambahkan, silahkan tulis di kolom komentar.
Jika Anda ingin langsung berkonsultasi dengan saya, silahkan menghubungi saya melalui pesan WhatsApp atau telepon di nomor 0813-1111-0220 untuk mendapatkan penjelasan secara langsung.
Baca juga artikel General Fire Knowledge lainnya untuk menambah wawasan dan pengetahuan Anda tentang Fire Suppression Systems.
Sumber Referensi
NFPA 10:2022, Standard for Portable Fire Extinguishers.
ISO 3941:2007, Classification of Fires.
ISO 7165:2009, Fire Fighting. Portable Fire Extinguishers. Performance and Construction.