Mengetahui cara menggunakan fire hydrant secara tepat sangat penting untuk mempercepat proses pemadaman api. Penggunaan yang benar membantu air digunakan secara efisien dan langsung diarahkan ke titik sumber api. Dengan begitu, potensi kerugian akibat kebakaran dapat diminimalkan secara signifikan.
Sebaliknya, jika sistem hydrant dioperasikan tanpa pemahaman yang benar, proses pemadaman bisa terhambat atau bahkan gagal total. Oleh karena itu, penting bagi setiap petugas atau penghuni gedung untuk memahami langkah penggunaan hydrant sesuai standar keselamatan dan SOP yang berlaku. Berikut penjelasan lengkapnya agar kamu lebih siap menghadapi keadaan darurat kebakaran.
Pahami Komponen Penting Fire Hydrant Sebelum Digunakan
Sebelum mempelajari cara menggunakan fire hydrant, pahami dulu fungsi setiap komponennya. Sistem hydrant dirancang agar mampu menyediakan pasokan air bertekanan tinggi dalam jumlah besar. Komponen-komponen berikut saling terhubung dan berperan penting dalam memastikan sistem bekerja optimal.
- Ground Tank (Tangki Air Bawah Tanah)
Ground tank merupakan tempat penyimpanan utama air yang digunakan untuk sistem pemadam kebakaran. Biasanya, tangki ini ditempatkan di bawah tanah dan memiliki kapasitas besar agar cukup untuk operasi pemadaman yang intens.
- Fire Pump (Pompa Pemadam)
Pompa berfungsi mengalirkan air dari ground tank menuju seluruh jaringan hydrant dengan tekanan tinggi. Tanpa pompa yang andal, air tidak akan sampai ke titik api terutama di gedung bertingkat tinggi.
- Hydrant Valve (Katup Pengatur Air)
Komponen ini mengatur seberapa banyak air yang keluar dari sistem. Valve juga membantu menjaga tekanan agar tetap stabil saat proses pemadaman berlangsung.
- Hydrant Pipe (Pipa Distribusi)
Pipa hydrant menyalurkan air dari pompa ke seluruh titik keluaran sistem. Karena harus menahan tekanan tinggi, material pipa harus kuat dan tahan bocor.
- Hydrant Pillar (Pilar Hidran)
Pilar hydrant adalah tempat petugas menghubungkan selang pemadam. Biasanya, pilar ini ditempatkan di area strategis yang mudah dijangkau dari luar bangunan.
- Hose (Selang Pemadam)
Selang menjadi media utama untuk menyalurkan air dari pilar ke titik api. Materialnya harus fleksibel namun tetap kuat agar mudah digunakan di lapangan.
- Nozzle (Kepala Semprotan)
Nozzle berfungsi mengontrol arah serta bentuk semprotan air. Petugas dapat menyesuaikan jenis semprotan sesuai kebutuhan, apakah kabut halus atau aliran langsung ke pusat api.
Cara Menggunakan Fire Hydrant Secara Tepat
Mengikuti prosedur yang benar sangat penting agar pemadaman berjalan efektif dan aman. Berikut tahapan cara menggunakan fire hydrant yang sesuai standar keselamatan:
- Temukan Lokasi Hydrant Terdekat
Pastikan kamu tahu di mana hydrant berada di sekitar area kerja atau bangunan. Biasanya, titiknya dipasang di lokasi strategis agar mudah dijangkau. Jangan biarkan kendaraan atau barang menutupi akses menuju hydrant.
- Periksa Kondisi Komponen
Sebelum digunakan, lakukan pengecekan cepat pada valve, selang, dan nozzle. Pastikan semuanya berfungsi dan tidak ada kebocoran yang dapat menghambat aliran air.
- Siapkan Semua Peralatan
Siapkan selang, kunci hydrant, nozzle, dan alat pelindung diri seperti helm serta sarung tangan. Kesiapan alat akan mempercepat proses pemadaman.
- Sambungkan Selang ke Hydrant Pillar
Hubungkan ujung selang ke pilar dengan kuat. Gunakan kunci hydrant untuk membuka valve secara perlahan agar air tidak keluar tiba-tiba.
- Buka Aliran Air Secara Perlahan
Putar valve sedikit demi sedikit untuk menghindari hentakan tekanan air. Lalu pastikan tekanan air stabil sebelum diarahkan ke sumber api.
- Arahkan Nozzle ke Titik Api
Pegang selang dengan kokoh dan arahkan semprotan ke dasar api, bukan ke bagian atas nyala. Dengan begitu, api bisa padam lebih cepat dan tidak mudah menyebar.
- Matikan Hydrant Setelah Api Padam
Setelah situasi terkendali, tutup valve perlahan. Jangan terburu-buru agar tekanan air tidak merusak sistem.
- Cek Ulang Seluruh Peralatan
Setelah selesai, periksa kembali semua komponen. Pastikan tidak ada kerusakan, kemudian laporkan jika ada bagian yang perlu perawatan atau penggantian.
Pembagian Tugas Tim Pengoperasian Fire Hydrant
Sistem hydrant biasanya dijalankan oleh beberapa petugas dengan tugas berbeda agar pemadaman lebih efektif. Berikut peran penting setiap posisi dalam SOP hydrant:
- Hoseman
Bertugas menggelar dan menata selang agar tidak terbelit serta memastikan aliran air tetap lancar. Hoseman juga memastikan jalur selang tidak terhambat benda di sekitarnya.
- Nozzleman
Petugas ini memegang kendali arah semprotan air dan menentukan jenis semburan sesuai kondisi kebakaran.
- Commando
Berfungsi sebagai koordinator di lapangan, commando memastikan komunikasi dan keselamatan tim tetap terjaga selama proses berlangsung.
- Valveman
Tugas utama valveman adalah membuka dan menutup katup air sesuai instruksi. Ia harus memastikan tekanan air cukup kuat tetapi tetap aman.
- Pumpman
Bertanggung jawab menjalankan pompa air dan memastikan sistem berfungsi dengan baik dari awal hingga akhir operasi.
Prosedur Lengkap Setiap Petugas dalam Menggunakan Hydrant
Sebelum melakukan pemadaman api, setiap petugas dalam tim fire hydrant memiliki peran yang berbeda namun saling berkaitan. Agar proses berjalan cepat dan aman, masing-masing posisi harus memahami langkah kerja sesuai prosedur standar operasional. Berikut adalah prosedur lengkap setiap petugas dalam menggunakan hydrant yang wajib dipahami dan dijalankan dengan disiplin.
- Hoseman – Menyiapkan Selang Pemadam
Hoseman menarik selang menuju titik api dan memastikan tidak ada lilitan. Jika panjang selang kurang, sambungkan dengan selang tambahan agar mencapai lokasi kebakaran. Pastikan jalur selang bebas hambatan dan siap dialiri air.
- Nozzleman – Mengatur Posisi dan Semprotan
Pastikan posisi tubuh stabil dengan tumpuan kuat. Pegang nozzle dengan kedua tangan, lalu arahkan semprotan setelah mendapat kode dari commando. Nozzleman juga harus mampu menyesuaikan bentuk semprotan agar efektif memadamkan api.
- Commando, Valveman, dan Pumpman – Mengatur Aliran Air
Petugas commando memberi kode tangan lurus ke atas untuk mulai mengalirkan air. Sedangkan kode berhenti dilakukan dengan melipat siku tangan berulang kali. Valveman dan pumpman harus menjaga tekanan air tetap optimal selama proses berlangsung.
Baca juga: Peraturan Sistem Fire Hydrant Berdasarkan Standar NFPA dan SNI
Pastikan Fire Hydrant Selalu Siap Digunakan
Mengetahui cara menggunakan fire hydrant saja belum cukup tanpa memastikan seluruh peralatannya selalu dalam kondisi prima. Perawatan rutin dan pengecekan berkala sangat penting agar sistem bekerja optimal saat dibutuhkan.
Untuk kebutuhan sistem fire hydrant yang sesuai standar NFPA dan SNI, percayakan pada ReedFOX penyedia profesional di bidang Fire & Life Safety. Semua produk yang kami tawarkan dirancang agar memenuhi standar keselamatan internasional dan cocok untuk bangunan komersial maupun industri.
Dengan dukungan produk terbaik dari ReedFOX, sistem proteksi kebakaran Anda akan selalu siap digunakan kapan pun darurat terjadi.
Hubungi Kami: +62 813-1111-0220
Website: reedfox.id












