Sebelum menjawab alasan kenapa Anda harus menggunakan Clean Agent Fire Suppression Systems, berikut ada 2 pertimbangan yang wajib Anda pahami sebelum menentukan jenis bahan pemadam kebakaran yang akan Anda gunakan. Karena jawabannya erat berkaitan dengan dua pertimbangan penting yang perlu Anda ketahui berikut.
Pertama, memastikan bahwa jenis bahan pemadam tersebut sesuai dengan kelas kebakaran yang akan dipadamkan.
Kedua, memperkirakan efek kerusakan terhadap barang yang Anda miliki akibat terpapar oleh bahan pemadam yang digunakan.
Dan sebelum menentukan pilihan untuk menggunakan suatu bahan dan alat pemadam tertentu, langkah pertama yang harus diperhatikan yaitu mempertimbangkan penilaian tingkat risiko dan faktor kondisi lingkungan Anda yang sebenarnya.
Rangkuman
Di dalam artikel ini, saya akan membantu Anda untuk menentukan langkah yang tepat dalam memilih jenis bahan pemadam api agar sesuai dengan kelas kebakarannya, dengan cara memberikan gambaran umum tentang berbagai jenis bahan pemadam, kompatibilitas bahan pemadam terhadap kelas kebakaran, dan efek bahan pemadam pasca pemadaman.
Bagian-bagian yang akan dibahas dalam artikel ini ialah:
- Unsur-unsur dasar terciptanya api.
- Mengidentifikasi kelas-kelas api berdasarkan material yang terbakar.
- Menentukan jenis bahan pemadam berdasarkan klasifikasi kelas kebakaran.
- Menentukan alat pemadam yang akan digunakan sebagai media untuk mengaplikasikan jenis bahan pemadam tertentu.
- Efek/dampak dari penggunaan bahan-bahan pemadam tertentu terhadap properti yang akan Anda lindungi.
Serta ada beberapa hal pokok yang wajib Anda ketahui, dan alasan logis untuk mendasari Anda agar tetap menggunakan Clean Agent Fire Suppression Systems.
Harmonisasi Antara Masalah dan Solusi
Di Rumah Sakit, kita akan menemukan banyak sekali poliklinik yang berisi dokter-dokter spesialis yang berkeahlian khusus, yang akan menangani pasien sesuai spesialisasinya masing-masing. Spesialis gigi misalnya, dokter spesialis gigi hanya akan mau menerima pasien yang mengalami keluhan terhadap gigi.

Jika si pasien mengalami keluhan pada giginya, hal yang perlu dilakukan adalah mendaftar dan menunggu antrian untuk segera diperiksa oleh dokter spesialis gigi tersebut. Setelah melakukan pemeriksaan dan mengetahui keluhan pasiennya, selanjutnya sang Dokter akan melakukan tindakan untuk mengatasi keluhan pasiennya tersebut.
Di sini kita bisa melihat harmonisasi antara masalah dengan solusi. Si pasien yang mempunyai masalah dengan giginya, datang ke dokter spesialis gigi sebagai solusi untuk mengatasi masalahnya. Apa yang terjadi jika si pasien yang sedang mengalami keluhan gigi tersebut datang mendaftar dan melakukan pemeriksaan di dokter spesialis kulit atau bahkan datang ke dokter spesialis kandungan?

Sama halnya dengan kebakaran. Secara fundamental, kebakaran merupakan suatu rangkaian proses kimia yang melibatkan 4 (empat) unsur, yaitu: Material (fuel), panas/energi (heat/energy), oksigen (oxigen/O2), dan reaksi rantai kimia (chain chemical reaction).
Baca juga: Ternyata Begini Rahasia Cara Menghitung Kebutuhan Gas FM-200.
Klasifikasi kelas kebakaran dibedakan oleh material (fuel) yang terbakar selama proses pembakaran, sebab jika beda material yang terbakar, maka beda pula kelas apinya.
Misalnya yang menjadi sumber pembakarannya adalah kayu, maka kebakaran tersebut akan tergolong dalam kebakaran Kelas A, dan jika yang terbakar merupakan bahan-bahan kimia, atau melibatkan bahan-bahan kimia – maka kebakaran tersebut akan tergolong dalam kebakaran Kelas B.
Karena kebakaran terdiri dari kelas api yang berbeda-beda, sehingga bahan yang diperlukan untuk pemadamannya pun berbeda pula – menyesuaikan kelas kebakarannya (tergantung apa yang terbakar), dan metode pemadaman suatu jenis bahan pemadam dalam menyingkirkan salah satu dari ke-empat unsur proses terciptanya api.
Contoh, kita bisa menggunakan bahan pemadam berjenis gas CO2 (karbon dioksida) untuk kebakaran suatu peralatan elektronik. Berarti metode pemadaman yang kita lakukan adalah dengan cara menyingkirkan Oksigen (O2). Lebih rincinya akan dijelaskan di pembahasan selanjutnya.
Bahan-bahan Pemadam
Ada banyak jenis bahan pemadam yang bisa digunakan untuk memadamkan api, beberapa diantara jenis bahan pemadam yang bisa kita gunakan untuk melakukan memadamkan api, diantaranya sebagai berikut:
- Air (Water/H2O)
- Bubuk kimia kering (Dry chemical powder)
- Bahan kimia basah (Wet chemical)
- Busa (Foam)
- Karbon Dioksida (Carbon dioxide/CO2)
- Gas Inert (Inert gas)
- Gas cair ramah lingkungan (clean agent liquid gas)
- dll
Bahan pemadam yang paling umum digunakan untuk memadamkan kebakaran adalah dengan menggunakan air. Air terbukti ampuh digunakan sebagai media untuk dijadikan sebagai pemadam api. Realitanya petugas Pemadam Kebakaran (Damkar) kita selalu terlihat menyemprotkan air jika terjadi kebakaran.
Tapi faktanya, ternyata air tidak bisa dijadikan sebagai media untuk memadamkan segala jenis api/kebakaran. Sama halnya seperti seorang Dokter Umum yang tidak bisa mengatasi segala keluhan pasien dan mengobati berbagai macam penyakit.
Contoh, kebakaran di dapur yang dipicu oleh suhu minyak goreng yang terlalu panas – akibat masak ikan yang lupa diangkat atau lupa mematikan kompor karena terlalu asyik scroll-scroll HP.

Jika langkah pemadaman yang dilakukan adalah dengan cara menyiramkan air, hasilnya kebakaran bukan hanya tidak padam, tapi malah akan mengakibatkan bencana kebakaran menjadi semakin memburuk.
Contoh lainnya, batu bara yang terbakar (deep seated fire), jika disiram air – maka batu bara tersebut akan terus terbakar dan malah akan jadi semakin panas. Apa yang menyebabkan hal-hal tersebut bisa terjadi?
Itulah reaktivitas suatu proses kimiawi.
Berkat pesatnya kemajuan ilmu pengetahuan dan sains modern, kini bahan-bahan pemadam api secara konsisten terus dikembangkan – supaya peradaban manusia memiliki bahan pemadam api yang khasiatnya semakin ampuh/efektif, dan lebih efisien, serta mampu memadamkan berbagai jenis dan segala macam kebakaran.
Baca juga: Perbedaan Klasifikasi Kelas Api Menurut NFPA, BS-EN, ISO, dan SNI.
Pertimbangan Pertama: Menentukan Jenis Bahan Pemadam Api Berdasarkan Klasifikasi Kelas Kebakaran
Jika Anda sakit gigi, maka berobatlah ke dokter gigi. Hal yang paling mudah dalam menentukan jenis bahan pemadam untuk memadamkan kebakaran tertentu ialah dengan cara mengetahui apa yang terbakar.
Kemudian barulah menentukan bahan pemadam yang tepat untuk menanggulangi kebakaran berdasarkan kelas kebakarannya.
Terkait dengan standarisasi Kelas Kebakaran, terdapat perbedaan klasifikasi menurut beberapa standarisasi dunia. Biasanya perbedaan tersebut didasari oleh letak geografis suatu negara yang mengatur standar tersebut.
Inggris dan Eropa misalnya, mereka mematuhi organisasi standar yang bernama BS EN (British Standard). Sementara Amerika memiliki standar NFPA (National Fire Protection Association), yaitu suatu organisasi standar independent yang kemudian dipatuhi oleh negara-negara barat dan kolonialnya. Termasuk Indonesia yang memiliki standar organisasi sendiri, bernama SNI (Standar Nasional Indonesia). Namun sebagian besar isi SNI yang bertajuk tentang sistem perlindungan dan keselamatan kebakaran – merupakan salinan/terjemahan dari NFPA.
Namun demi keseragaman terkait dengan peraturan sistem perlindungan dan keselamatan kebakaran, dunia membuat kesepakatan untuk menuangkannya ke dalam satu organisasi standar dunia, yang bernama ISO (International Standard Organization).
Klasifikasi Kelas Kebakaran
Berikut tabel di bawah ini akan menunjukkan klasifikasi kelas kebakaran berdasarkan contoh material yang terbakar beserta jenis bahan pemadamnya, dari berbagai versi organisasi standar.


Kompatibilitas Produk/Sistem Pemadam Dengan Bahan Pemadam
Kemudian Anda tentukan alat pemadam seperti apa yang paling sesuai dengan kebutuhan Anda untuk mengaplikasikan bahan pemadam tersebut. Ada banyak alat pemadam yang bisa kita gunakan untuk mengaplikasikan bahan pemadam tersebut, diantaranya yaitu:

Untuk menentukan bahan pemadam apa yang paling cocok untuk diaplikasikan pada alat-alat pemadam tersebut, tentunya ada beberapa faktor penentu lain yang bisa kita nilai terlebih dahulu, seperti misalnya: kondisi lingkungan yang akan kita lindungi, jumlah bahan pemadam yang dibutuhkan, hingga nilai investasi yang akan kita anggarkan.
Contoh, Anda memiliki bangunan gudang berukuran 5 x 4 meter yang terletak di halaman belakang rumah Anda yang berisi perkakas dan perabotan rumah yang mungkin sudah tidak terpakai. Berdasarkan penilaian Anda, mayoritas isi gudang tersebut berisi barang-barang yang jika terbakar – akan tergolong sebagai kebakaran Kelas A.
Berdasarkan ukuran gudang yang tidak begitu luas, sehingga Anda hanya perlu menggunakan tabung APAR (berdasarkan kondisi lingkungan yang akan dilindungi) yang berkapasitas antara 3 hingga 6 kg (jumlah bahan pemadam yang dibutuhkan). Dan pilihan bahan pemadam yang paling tepat untuk digunakan, diantaranya ialah: Air, Powder, Foam, CO2, atau Clean Agent Liquid Gas.


Beda halnya jika Anda memiliki gudang seluas lapangan sepak bola. Dengan area seluas itu, bahan pemadam yang paling tepat untuk menanggulangi kebakaran Kelas A, sebaiknya kita pilih menggunakan air (nilai investasi yang akan kita anggarkan), alasannya karena air mudah didapat dan lebih ekonomis. Karena kita akan membutuhkan jumlah air dengan kapasitas yang sangat besar – ratusan hingga ribuan liter (jumlah bahan pemadam yang dibutuhkan). Dengan kapasitas air sebanyak itu, alat pemadam yang paling sesuai untuk digunakan adalah Fire Hydrant Systems atau Fire Sprinkler Systems (berdasarkan kondisi lingkungan yang akan kita lindungi).
Harapan saya, sampai di sini Anda sudah mulai memahami tentang bagaimana cara menentukan jenis bahan pemadam api yang tepat berdasarkan kelas kebakarannya. Setelah sudah mampu menentukan bahan apa yang tepat, selanjutnya kita akan membahas seperti apa sih efek jenis bahan pemadam tertentu jika terpapar dengan barang-barang yang Anda miliki.
Pertimbangan Kedua: Efek Bahan Pemadam Api Terhadap Properti
Esensi dari penggunaan alat pemadam kebakaran adalah untuk memadamkan api. Jika terjadi kebakaran dan kita menggunakan alat pemadam untuk memadamkan api, maka tujuan utama penggunaan alat tersebut sudah tercapai. Tapi ada faktor lain yang perlu Anda perhatikan selain memadamkan api.
Terdapat dua tujuan utama ketika kita melakukan pemadaman kebakaran. Pertama, agar kebakaran tidak semakin merusak dan melahap habis barang-barang yang terbakar. Kedua, untuk menghentikan penyebaran api agar tidak makin meluas dan merambat ke benda-benda lain di sekitarnya.
Intinya, kita melindungi supaya barang-barang tersebut tidak rusak. Kita melindunginya supaya tidak rusak akibat kebakaran maupun karena akibat lainnya.
Contoh skenario, rumah Anda memiliki rak TV yang terletak di ruang keluarga. Selain digunakan untuk meletakkan TV, rak tersebut juga Anda manfaatkan untuk meletakkan buku-buku bacaan Anda. Namun sesuatu hal terjadi diluar dugaan Anda, terjadi kebakaran yang di rak paling atas yang membakar buku-buku Anda, tepat di atas TV Anda.

Seperti yang sudah Anda pahami, kebakaran yang melibatkan kertas dan kayu, tergolong dalam klasifikasi kebakaran kelas A. Sehingga Anda memiliki pilihan untuk memadamkannya menggunakan bahan pemadam api berupa: Air (water), Bubuk (powder), Busa (foam), atau Gas (CO2 & liquid gas).
Dengan menggunakan salah satu dari ke-empat pilihan bahan pemadam tersebut, api dijamin pasti padam. Karena bahan-bahan pemadam tersebut memang tepat untuk klasifikasi kelas kebakarannya. Masalah pertama selesai, api padam.
Efek Penggunaan Bahan Pemadam
Selanjutnya kita bahas efek bahan-bahan pemadam tersebut terhadap properti.
Efek jika Anda menggunakan Air (Water): Buku-buku dan TV yang berada di rak bawah kemungkinan akan basah kuyup disebabkan guyuran dan tetesan air. Akibatnya, buku-buku lain yang tidak berdampak langsung terhadap kebakaran, turut mengalami kerusakan akibat terpapar dengan air.

Efek jika Anda menggunakan Busa (Foam): Sama halnya dengan menggunakan air, karena busa (foam) terbentuk dengan bahan dasar air.
Efek jika Anda menggunakan Bubuk (Powder): Meski buku-buku dan TV Anda tidak mengalami kerusakan parah seperti halnya jika terpapar oleh air, namun dibutuhkan usaha ekstra untuk melakukan pembersihan residu bubuk (powder) yang beterbangan tersebar di seluruh ruangan Anda.
Efek jika Anda menggunakan Gas: Efek langsung yang ditimbulkan akibat menggunakan gas pemadam, tergantung jenis gas yang Anda gunakan. Kalau Anda menggunakan gas CO2, mungkin Anda mengalami kesulitan bernafas jika Anda turut menghirup gas CO2. Karena sistem pernafasan manusia bekerja dengan cara menghirup O2 (oxigen) dan melepaskan CO2 (carbon dioxide). Namun tidak ada efek buruk apapun yang akan terjadi pada properti dan barang-barang yang tidak berdampak langsung dengan api.
Karena seperti sifat gas pada umumnya, yaitu tidak terlihat, tidak berwarna, dan tidak meninggalkan jejak, ia akan menghilang begitu saja layaknya angin.
Ada banyak varian jenis-jenis gas yang saat ini bisa dijadikan sebagai bahan pemadam kebakaran. Namun sebelum Anda menggunakan jenis gas untuk pemadam kebakaran, pastikan gas tersebut benar-benar aman untuk manusia, tidak reaktif terhadap material lain (low-reactivity), tidak beresidu, dan memang diperuntukkan sebagai gas pemadam api yang masuk dalam jajaran gas ramah lingkungan.
Baca juga: Kabar mengejutkan, 3M mengumumkan bahwa tahun 2025 Novec-1230 Berhenti Produksi.
Karena ada beberapa jenis gas yang bisa digunakan untuk memadamkan api, tapi tidak diperuntukkan sebagai bahan pemadam api. Seperti misalnya gas HCFC-123 (AF-11E) dan gas CF21 yang tidak terdaftar sebagai Green Gas di Montreal Protocol, Kyoto Protocol, EPA SNAP, dan NFPA 2001.
Karena efeknya yang buruk terhadap material lain yang tidak berdampak langsung terhadap api. Misalnya material berbahan dasar karet, efeknya akan ‘lonyot’ atau meleleh jika terpapar dengan gas tersebut. Atau jika terpapar material berbahan dasar logam, seperti plat atau besi, efeknya akan meninggalkan bekas dan lama-lama akan menimbulkan karat.
Sekarang saatnya kita masuk ke pembahasan utama dalam artikel ini.
Kenapa Anda Harus Menggunakan Fire Suppression Systems? (Part 1/5)
Sebelum melanjutkan, harapan saya sekarang Anda sudah paham tentang bagaimana cara menentukan jenis bahan pemadam api yang tepat berdasarkan kelas kebakarannya, dan efek jenis bahan pemadam tertentu jika terpapar dengan barang-barang yang Anda miliki, baik yang berdampak langsung dengan kebakaran maupun yang tidak.
Berikut di bawah ini merupakan ruangan-ruangan yang cocok untuk diaplikasikan menggunakan Clean Agent Gas Fire Suppression Systems, diantaranya:












Listingan daftar ruangan diatas, berisi peralatan-peralatan dan barang-barang yang berbeda-beda yang beroperasi untuk industri dan bisnis yang berbeda-beda pula. Namun ada satu kesamaan diantara seluruh daftar ruangan tersebut, yang menjadi alasan kenapa cocok untuk diaplikasikan menggunakan Clean Agent Gas Fire Suppression Systems.
Baca juga: Apa itu Clean Agent Gas Fire Suppression Systems?
Satu persamaan itu ialah, bahwasanya seluruh ruangan tersebut berisi peralatan-peralatan dan barang-barang yang sensitif terhadap air dan residu (kotor). Sehingga diperlukan suatu bahan/media yang ampuh untuk dijadikan sebagai bahan pemadam api dan juga tetap aman untuk barang-barang di sekitarnya jika terpapar langsung oleh bahan pemadam tersebut.

Fire Suppression Systems sengaja dirancang secara khusus untuk menanggulangi klasifikasi kebakaran kelas A, B, dan C (versi NFPA) dan kebakaran kelas A, B, C, dan Elektrikal (versi ISO / BS EN) yang menggunakan gas clean agent sebagai bahan pemadamnya.
Berikut tabel jenis-jenis gas clean agent beserta metode pemadamannya dalam menyingkirkan salah satu dari empat unsur dasar terciptanya api.
Alasan utama kenapa Anda harus menggunakan Fire Suppression Systems adalah Anda tidak perlu lagi khawatir dengan peralatan penting, data, dan barang-barang berharga Anda lainnya akan rusak – akibat bahaya kebakaran dan bahan pemadam kebakaran yang digunakan.
Anda juga tidak perlu melakukan pembersihan apapun pasca pemadaman yang dilakukan oleh Clean Agent Gas Fire Suppression Systems. Anda hanya perlu fokus untuk memperbaiki barang/peralatan yang terlanjur terbakar, mencari penyebab terjadinya kebakaran, serta mengantisipasi agar kejadian serupa tidak kembali terulang.
Dengan menggunakan Clean Agent Gas Fire Suppression Systems, maka Anda turut menekan tingginya biaya pemulihan pasca pemadaman. Dibandingkan dengan menggunakan jenis bahan pemadam lainnya, kemungkinan sebagian besar tingginya biaya pemulihan pasca kebakaran – akan dihabiskan untuk perbaikan properti lain yang tidak terdampak langsung pada kebakaran.
Baca juga artikel lainnya untuk menambah wawasan dan pengetahuan Anda tentang Fire Suppression Systems.
Demikian pembahasan mengenai alasan kenapa Anda harus menggunakan Fire Suppression Systems. Jika ada saran, koreksi, dan informasi yang ingin ditambahkan, silahkan tulis di kolom komentar.
Jika Anda ingin konsultasi dengan saya secara langsung, Anda bisa menghubungi saya melalui pesan WhatsApp atau telepon di nomor 0813-1111-0220 untuk mendapatkan penjelasan secara langsung tentang alasan kenapa Anda harus menggunakan Fire Suppression Systems.
Sumber Referensi
- BS 4422:2005, Fire — Vocabulary. 2005. BSI (British Standard Institution). 389 Chiswick High Road, London, W4 4AL.
- BS EN 15004-1:2008, Fixed Firefighting Systems — Gas Extinguishing Systems — Part 1: Design, Installation and Maintenance. 2008. BSI (British Standard Institution). 389 Chiswick High Road, London W4 4AL, UK.
- NFPA 2001:2022, Standard on Clean Agent Fire Extinguishing Systems. 2021. National Fire Protection Association. 1 Batterymarch Park, Quincy, MA 02169-7471.
- ISO 3941:2007, Classification of Fires. 2007. International Standard Organization. Case Postale 56, CH-1211 Geneva 20.
- SNI 19-6772-2002, Tata Cara Sistem Pemadam Api FM-200 (HFC-227ea). 2002. Badan Standardisasi Nasional. Jakarta.
- SNI 03-3987-1995, Tata Cara Perencanaan dan Pemasangan Alat Pemadam Api Ringan Untuk Pencegahan Bahaya Kebakaran Pada Bangunan Rumah dan Gedung. 1995. Badan Standardisasi Nasional. Jakarta.